BATU – Masyarakat miskin Kota Batu, terancam tidak bisa mendapatkan pengobatan secara gratis hingga akhir tahun ini. Masalahnya, dana jaminan kesehatan daerah (Jamkesda) melalui Dinas Kesehatan sebesar Rp 1,4 M, sudah habis sejak akhir Agustus lalu. Dinas Kesehatan juga sudah mengajukan anggaran lagi, sebesar Rp 300 juta melalui PAK APBD Tahun 2011 ini. Namun pengajuan tersebut, ditolak oleh Badan Anggaran DPRD Kota Batu dengan dalih anggaran terbatas. Kepala Dinas Kesehatan Kota Batu, Endang Triningsih membenarkan jika pengajuan anggaran baru untuk Jamkesda, tidak mendapatkan persetujuan. Dengan begitu anggaran Jamkesda mentok senilai Rp 1,4 M yang sudah dimanfaatkan warga kota ini. ‘’ Kami perkirakan kebutuhan masyarakat miskin untuk pengobatan tersebut, sebesar Rp 300 juta hingga akhir tahun nanti. Kebutuhan baru itu kemudian kami ajukan melalui PAK, namun tidak mendapatkan persetujuan,’’ tegas Endang Triningsih. Menurutnya, masyarakat miskin yang tercover anggaran APBD tersebut, adalah pemegang kartu Jamkesda dan SPM (Surat Pernyataan Miskin) yang dilegalisir oleh Dinas Kesehatan. Pemegang kartu Jamkesda sebanyak 1600 orang. Sedangkan pemegang SPM, jumlahnya tidak terhingga sehingga terjadi kekurangan anggaran. ‘’Setiap hari saya menandatangani SPM antara 4-5 orang. Kondisi itu terjadi hingga menjelang akhir tahun seperti sekarang ini, sehingga jumlahnya sangat besar,’’ tegas Ketua IDI Komisariat Malang Barat ini. Dengan munculnya persoalan itu, salah satu solusi dari Dinkes, kata dia, para pemegang Jamkesda bisa langsung dirujuk ke RSSA Malang ketika mengalami sakit. Dengan begitu, biaya pengobatan maupun perawatan akan dicover oleh Dinas Kesehatan Provinsi. Anggota Badan Anggaran DPRD Kota Batu, Punjul Santoso menjelaskan, anggaran APBD memang terbatas dan sudah masuk dalam pos masing-masing. Dia meminta, anggaran Jamkesda tetap dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kota Batu, dan diambilkan dari proyek yang tidak mungkin dikerjakan dalam tahun ini. ‘’ Contohnya, renovasi Puskesmas atau penambahan mebeler. Lebih baik anggaran itu dialihkan untuk Jamkesda, sehingga tetap bisa dimanfaatkan oleh warga,’’ pungkasnya. |
Sabtu, 05 November 2011
Dana Jamkesda Kota Batu Habis
Awas Lalat Bawa Influenza - Diare
BATU – Datangnya musim penghujan seperti sekarang ini, biasanya disertai munculnya penyakit musiman, inflensa dan diare. Kepala Dinas Kesehatan Kota Batu, mengingatkan agar warga tetap waspada selama Nopember ini. ‘’ Kondisi seperti sekarang ini, masih bisa dikatakan sebagai pancaroba (pergantian musim). Penyakit pada musim pancaroba biasanya influenza dan diare,’’ tegas dr Endang Triningsih. Menurutnya, penyakit diare sangat rentan menyerang anak-anak ketika musim penghujan. Penyakit tersebut disebarkan oleh lalat, karena sebelumnya hinggap pada kotoran. Sedangkan pada musim penghujan, populasi lalat akan sangat banyak. Untuk antisipasi, warga tetap harus menjaga kebersihan lingkungan dengan cepat membuang sampah utamanya menjauhkan dari lingkungan yang masih basah. Dinskes pun sudah mengantisipasi dengan memperbanyak obat diare pada musim penghujan ini. Pengalaman tahun-tahun sebelumnya, pasien diare untuk rawat jalan dan rawat inap, cukup banyak di Puskesmas Batu. ‘’Kami harus antisipasi. Obat diperbanyak sehingga tidak akan kekurangan jika pasien diare atau influenza meningkat,’’ tegas mantan Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Batu ini. Ketua IDI Komisariat Malang Barat, ini menambahkan Dinkes menggratiskan biaya pengobatan influenza maupun diare meski ada penambahan obat. Karena itu, setiap ada orang yang mengalami penyakit diare, sebaiknya langsung datang ke Puskesmas. ‘’Kami juga sudah drop obat ke Puskesmas Pandanrejo, Beji dan Junrejo. Puskesmas itu juga pasti kedatangan pasien, yang meningkat pada musim pancaroba seperti sekarang,’’ tegas Endang. Sedangkan Kepala Puskesmas Batu, dr Santoso, menjelaskan waktu musim penyakit itu, rata-rata pasien berkunjung ke Puskesmas Batu sebanyak 10 orang per harinya. Jumlah tersebut masih normal, karena musim penghujan masih beberapa hari di Kota Batu. ‘’ Makan dan minum sehat, dan selalu menjaga kebersihan lingkungan adalah antisipasi datangnya penyakit,” imbau Santoso. |
Selasa, 01 November 2011
KIM WARKOP : Dekorasi Janur Selamatan Desa Oro-Oro Ombo 2011
Sudah menjadi agenda rutin, setiap bulan besar hari senin pahing setiap tahunnya diadakan kegiatan Selamatan Desa Oro-Oro Ombo. Pada tahun ini KIM Warkop mendapat kepercayaan untuk mendekorasi kegiatan tersebut dengan menggunakan janur.
Pengunaan janur tersebut adalah untuk hiasan penjor dan kembang mayang diletakkan pada panggung dan gapura-gapura sepanjang jalan yang ada di Desa Oro-Oro Ombo. Pada kegiatan ini digunakan hampir 4.000 lembar janur untuk pembuatan 4 buah kembang mayang dan 16 buah penjor.
Pada kegiatan pembuatan janur ini dipimpin langsung oleh Sdr. Wariyaji (Ketua KIM Warkop) selaku penanggung jawab seksi dekorasi. Sedangkan pada waktu pelaksanaannya kami banyak dibantu oleh rekan-rekan pemuda dari RW 06 Desa Oro-Oro Ombo, antara lain : Bapak Mukhadir, Satuin, Patah (Ketua Kartar Panderman), Cak Agus, Novan, Wahyu dll. Adapun waktu yang kami butuhkan untuk pembuatan dekorasi tersebut sekitar 3 hari.
Demikian sedikit peran serta kami - KIM Warkop - untuk acara Selamatan Desa Oro-Oro Ombo 2011.
Foto-foto Kegiatan Pembuatan Dekorasi Janur
Cak Wariyaji, Patah lagi motong Janur |
Pak Mukhadir, Novan dan wahyu bikin penjor |
Cak Agus lagi asyik ...... |
Satuin, patah dan huda action bikin penjor |
Penjor siap di pasang |
Cak Wariyaji potong pita peresmian kantor desa |
Langganan:
Postingan (Atom)