Welcome to the Earth .... --- Salam Warkop ---

Halaman

Senin, 27 Juni 2011

Karang Taruna Gempar Masuk Nominasi

BUMIAJI – Karang Taruna GEMPAR (Generasi Muda Pandanrejo) Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji, lolos masuk tujuh besar tingkat Provinsi Jatim tahun 2011 melalui penilaian ketat Senin kemarin. Kini, proses penilaian dilanjutkan pada perebutan tiga besar.
Tim penilai dari Provinsi, kemarin  datang ke sekretariat sekaligus turun lapangan secara langsung. Kedatangan tim ke Kota Batu, itu setelah melakukan penilaian Karang Taruna di Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang yang juga lolos masuk tujuh besar tingkat Provinsi.
‘’ Kami sudah mengikuti seleksi administrasi, dan syukur bisa lolos hingga tujuh besar tingkat Provinsi. Karang Taruna GEMPAR, tentunya sangat berharap seperti Karang Taruna desa / kelurahan lain Kota Batu yang cukup berprestasi di tingkat Jatim maupun nasional,’’ ungkap Syaifullah, Ketua Karang Taruna GEMPAR.
Menurutnya, ada tiga program yang selama ini dijalankan Karang Taruna di bawah koordinasinya. Yakni, sosial kemasyarakatan, usaha kemasyarakatan sosial dan usaha ekonomi kemasyarakatan. Usaha sosial kemasyarakatan, diantaranya dengan melakukan santuan kepada anak yatim piatu atau kurang mampu. Usaha kemasyarakatan sosial, dilakukan dengan donor darah secara rutin setiap tiga bulan sekali.
Sedangkan usaha ekonomi kemasyarakatan, berupa budidaya jamur, membatik, usaha rafting, dan budidaya strawberry. Dalam melakukan budidaya jamur, anggota pihaknya menjalin kemitraan dengan SMKN 2 Batu. Sedangkan untuk usaha batik, menggandenng Batik Raden Wijaya. Untuk rafting bermitra dengan bersama Kaliwatu. Sedangkan budidaya strawberry, sudah dilakukan dengan menanam 3000 bibit.
‘’Anggota mendapatkan banyak keuntungan dalam bermitra itu. Selain belajar dalam dunia usaha, mereka juga mendapatkan penghasilan. Langkah ini tentu mengurangi angka pengangguran di Desa Pandanrejo. Sedangkan  anggota kami sebanyak 4000 orang, dan yang aktif ikut mengurusi semua unit usaha itu sebanyak 2000 orang,’’tambahnya.
Ketua Karang Taruna Kota Batu, Simon Purwo Ali menjelaskan, Karang Taruna dari desa/ kelurahan di kota ini memiliki prestasi dari tahun ke tahun. Karang Taruna Dadaprejo, misalnya, meraih predikat terbaik nasional tahun 2007. Sedangkan Karang Taruna Giripurno dan Temas, pernah juara III terbaik Jatim.

Kamis, 23 Juni 2011

Masuk SMA, Tes Urine Dulu

BATU –Untuk kali pertama, 300 siswa yang baru lulus SMP Kamis siang kemarin menjalani tes urine. Tes yang diselenggarakan oleh Badan Narkotika Nasional ( BNN ) bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Batu, ini  untuk mengetahui apakah mereka mengonsumsi narkoba ataupun obat-obatan terlarang sebelum melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA.
Tes urine itu dilakukan atas permintaan beberapa sekolah SMA di Kota Batu, dan bebas dari narkoba jadi salah satu persyaratan mendaftar ke sejumlah SMA itu. ‘’ Kami ingin mengetahui, apakah mereka mengonsumsi narkoba atau tidak sebelum masuk SMA. Saya kira wajar sekolah meminta anak-anak tes urine terlebih dahulu, karena ingin mendapatkan generasi yang bebas narkoba,’’ ungkap Ketua Pelaksana Harian BNN Kota Batu, AKBP Sanusi Sahlan.
BNN bekerja sama dengan dokter dan laboratorium medis, untuk mengecek kandungan urine anak-anak yang bakal masuk SMA itu. Meski seseorang pernah dan telah berhenti mengonsumsi narkoba dalam kurun waktu tiga bulan, tetap bisa diketahui melalui tes urine itu.
‘’Kalau obat yang dikonsumsi memiliki kadar tinggi, semuanya tetap akan kelihatan meski dia sudah berhenti selama tiga bulan,’’ tambah mantan Kapolsekta Klojen Kota Malang ini.
Selama ini, BNN sendiri sangat aktif dalam melakukan pencegahan penggunaan narkoba di kota ini. Dan tes urine untuk anak-anak tersebut, baru dilakukan tahun ini. Sebelumnya baru sebatas penyuluhan ke sekolah-sekolah agar para siswa semakin menjauhi narkoba.
Bahkan, BNN juga merencanakan membentuk satgas anti narkoba di sekolah dengan anggota para siswa. Caranya, beberapa siswa yang dipilih akan diberikan pengetahuan khusus mengenai obat-obat terlarang sampai cara mengenali ciri-ciri anak yang mengonsumsi narkoba.
Jika satgas tersebut punya pengetahuan semacam itu, dia bisa mendeteksi secara dini pengguna narkoba atau zat terlarang di sekolahnya. Mereka tidak perlu memberikan pertanyaan kepada anak yang mengonsumsi narkoba, namun akan tahu dari sifat. ‘’Nanti ada enam sekolah yang akan menjadi pilot project keberadaan satgas narkoba ini,’’ tandasnya.

Sabtu, 11 Juni 2011

Peresmian Telecenter Karunia Kota Batu

Lima Menit Buru Sampah

BUMIAJI -  Luar biasa, program lima menit memburu sampah di lingkungan sekolah sebelum pelajaran dimulai, telah mengantarkan SDN Tulungrejo IV, Kecamatan Bumiaji menyabet penghargaan tingkat nasional. Yakni berupa piala Adiwiyata.
Sekolah inipun, mencatat prestasi sebagai satu-satunya sekolah di Kota Apel ini, yang kali pertama meraih penghargaan bergengsi itu. Ironisnya,  sukses tersebut justru tak diikuti Kota Batu yang nyata-nyata tahun ini kembali gagal meraih Adipura.
Penghargaan Adiwiyata tersebut, diserahkan oleh Menteri Lingkungan Hidup Prof  DR Ir  H  Gusti Muhammad Hatta, MS kepada pihak SDN Tulungrejo IV di Jakarta, kemarin.
Adiwiyata merupakan penghargaan yang diberikan kepada sekolah di seluruh Indonesia, yang berwawasan lingkungan hidup. Selain itu berperilaku peduli lingkungan, di wilayah sekolah dan sekitarnya.
Bambang Parianom, Kepala Kantor KLH Kota Batu, membenarkan penghargaan Adiwiyata tersebut baru kali pertama diterima kota ini. Tahun lalu, kata Bambang, SDN Tulungrejo IV sempat masuk nominasi peraih Adiwiyata tingkat provinsi Jawa Timur, walaupun tak berhasil melanjutkan ke penilaian tingkat nasional.
Perjuangan untuk mendapat Adiwiyata, sudah dilakukan SDN tersebut sejak tahun 2008 lalu. Saat itu, Kantor Lingkungan Hidup mulai melakukan pembinaan dan pendampingan pada sekolah tersebut.
SDN Tulungrejo IV berhasil meraih Adiwiyata, karena sejumlah keunggulan. Diantaranya saat penilaian, siswa sekolah mendapat pertanyaan secara acak tentang  pemilahan sampah organik  dan non organik. Para siswa sekolah inipun, mampu memberi jawaban tepat atas pertanyaan tim penilai.
Paling membanggakan dan perlu jadi contoh oleh semua pihak, adalah kewajiban siswa dan guru SDN Tulungrejo IV  itu, setiap hari sebelum pelajaran sekolah dimulai, rame-rame berburu sampah selama lima menit. Dalam program itu, kesemuanya secara sukarela memunguti dan membersihkan sampah di lingkungan sekolah.
Penilaian Adiwiyata itu sendiri, didasarkan empat indikator.  Yakni kebijakan lingkungan hidup, kurikulum peduli lingkungnan, partisipasi sekolah dengan pihak luar sekolah seputar program lingkungan hidup.
Sebenarnya kata Bambang, tahun ini Kota Batu mengirim tiga sekolah untuk lomba Adiwiyata di tingkat Provinsi Jatim. Selain SDN Tulungrejo IV, juga disertakan SMP Al Izza dan SMAN 1 Batu. Namun dua sekolah itu gagal tembus di tingkat Jatim.

Dijual Masjid Per Meter Rp. 1 Juta

DIJUAL masjid Rp1 juta per meter. Itulah tulisan yang tertuang dalam baliho promosi terpasang di pinggir Jalan Patimura, Kelurahan Temas, Kota Batu. Sarana promosi cukup besar itu pun, dilengkapi nomor HP GSM maupun CDMA untuk memudahkan peminat.
Sekilas, siapapun yang membaca pengumuman itu kemungkinan akan terkejut, mungkin juga tersenyum geli. Bagaimana tidak, ada sebuah masjid dijual. Apalagi iklan tersebut didirikan di samping dua bangunan Masjid Daarush Sholikin Jalan Patimura, yakni bangunnan masjid lama yang sampai sekarang masih difungsikan, dan bangunan  masjid yang belum jadi.
Namun demikian, iklan itu bukan dimaksudkan untuk menjual bangunnan masjid lama. Sebalinkya menurut pihak panitia, sebagai salah satu cara menghimpun dana untuk kelanjutan proses pembangunan Masjid Daarush Sholikin.
Ketua Panitia Pembangunan Masjid Daarush Solikhin, Hasan Djumain mengakui sudah kehilangan akal untuk menggalang dana pembangunan. Di tengah kebuntuan itu, dia dan panitia lain memiliki ide untuk membuat sensasi atau cara efektif menarik perhatian orang.
‘’Penggalangan dana dengan kata-kata DIJUAL MASJID itu dilakukan demi menarik perhatian orang,’’ ungkapnya ketika ditemui di areal Masjid Daarush Sholikin.
Dia mengungkapkan, penggalangan dana dengan cara seperti itu cukup efektif. Setelah baliho terpasang Senin (6/7) lalu, bangunan masjid sudah laku enam meter persegi. Dengan begitu dalam waktu singkat, pihak panitia pembangunan langsung bisa menghimpun tambahan dana Rp 6 juta.
‘’ Lantas, kami memberikan tanda terima wakaf bangunan seluas enam meter persegi,’’ tegasnya didampingi bendahara panitia, Muhammad  Fanani. 
Menurutnya, areal masjid yang sedang dalam pembangunan itu seluas hampir 2000 meter persegi. Rincinya, lahan 800 meter persegi merupakan bangunan lama, sedangkan sisanya seluas hampir 1200 meter persegi, kini sedang didirikan masjid baru yang proses pembangunannya masih berjalan 50 persen.
Untuk sementara, bangunan baru tersebut telah menghabiskan anggaran sekitar Rp 1 miliar. Asumsinya, untuk menuntaskan bangunan itu dibutuhkan anggaran Rp1 miliar lagi.‘’Semua relasi atau pengusaha-pengusaha sukses di Kota Batu, maupun yang berada di Pulau Sumatera hingga Papua sudah kami hubungi dan telah menyumbang pada pembangunan tahap pertama,’’ungkapnya.
Pihak panitia pembangunan pun, sebelumnya telah mendapatkan bantuan dari Pemkot Batu sebesar Rp.100 juta, dan keluarga Eddy Rumpoko Rp. 100 juta.

Sabtu, 04 Juni 2011

Semestinya Pemda Bangun PLTMH


BATU – Dahlan Iskan, CEO PT PLN (Persero) ikut terharu, begitu mendengar Kodim 0818 Kabupaten Malang bersama masyarakat, telah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di Dusun Taman Bali Desa Tamansari, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang. Langkah Kodim seperti itu, dinilai luar biasa karena Pemda seharusnya melakukan pengadaan listrik untuk warga.
Menurut big boss Harian Jawa Pos dan Malang Post ini, penyediaan listrik wajib dilakukan oleh Pemda sesuai Undang-Undang No 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan. Pemda wajib melakukan penyediaan listrik, karena paling tahu kondisi warga, termasuk daerah terpencil.
‘’Berdasarkan survey dan pengamatan, banyak Pemda belum mengetahui isi Undang-Undang Ketenagalistrikan itu. Pemda memiliki tugas melistriki rakyat, karena paling tahu kondisi masyarakat mana yang sudah mendapatkan listrik, atau mana yang belum,’’ ungkap Dahlan Iskan ditemui di Klub Bunga Resort Kota Batu, Sabtu pagi kemarin.
Ketika menemui kawasan terpencil seperti Ampelgading, itu ada beberapa langkah yang bisa dilakukan Pemda untuk pengadaan listrik. Antara lain menggandeng mengusaha untuk penyediaan listrik dengan memanfaatkan sumber air yang ada.
Menurut suami Nafsiah Dahlan ini, Pemda di Malang Raya sebenarnya paling gampang melakukan pengadaan listrik, terutama untuk kawasan terpencil. Itu karena di Malang sudah ada laboratorium Mikro Hidro berlokasi di Karangkates, sehingga Pemda bisa kerja sama.
Selain itu Universitas Brawijaya, juga memiliki kemampuan untuk pengadaan listrik. Sehingga Pemda tinggal pilih menggunakan laboratorium Mikro Hidro di Karangkates, ataukah menggandeng Universitas Brawijaya untuk pengadaan tersebut.
‘’Jika Pemda sudah melakukan pengadaan listrik, nantinya PLN akan membeli dayanya. Hal tersebut tentunya juga bisa menjadi pendapatan Pemda, layaknya sumber dari BUMD,’’ tegas kakek enam cucu ini.
Langkah yang dilakukan Kodim atau Kodam seperti di Ampelgading itu, bisa dikembangan dengan pendirian koperasi oleh warga. Koperasi ini bisa ditunjuk sebagai pengelola sekaligus menarik iuran untuk membiayai perawatan maupun pengembangan.
‘’ Pengadaan listrik seperti itu, juga sudah dilakukan di Bojonegoro. Saya tahu kabar itu dari Radar Bojonegoro Jawa Post. Sedangkan di Malang, saya baru tahu dari Malang Post,’’ tegas pria yang selalu tampil sederhana ini.

Kamis, 02 Juni 2011

Wisatawan Dimanjakan Layanan URC

BATU – Pelaku usaha wisata di Kota Batu, kian inovatif dalam meningkatkan pelayanan. Halnya Pasar Oleh-oleh Khas Jawa Timur (POJA), yang dikelola BUMD PT. Batu Wisata Resource (BWR), Rabu lalu telah meluncurkan mobil Unit Reaksi Cepat (URC) demi meningkatkan pelayanan kepada wisatawan.
Nama mobil URC itu memang mirip dengan salah satu unit lapangan milik kepolisian, yang notabene bertugas mendatangi TKP kejahatan maupun memberi pengamanan kepad masyarakat. Bedanya, URC milik Poja ini  bergerak cepat melayani wisatawan. Pelayanan yang diberikan oleh Poja melalui mobil ini, untuk kemudahan konsumen mendapatkan oleh-oleh khas Batu, maupun informasi pariwisata plus fasilitas lain.
’’ Kami harus jemput bola mendatangi wisatawan. Begitu juga Wisatawan bisa memanggil kami sehingga mobil URC POJA datang dengan cepat kepada wisatawan, agar mereka mendapatkan oleh-oleh tanpa harus datang ke pasar,’’ ungkap Koordinator Paguyuban Pedagang POJA, Jalil.
Selain blusukan dari hotel ke hotel maupun dari satu obyek wisata ke tempat wisata lain, mobil Daihatsu Grend Max itu juga akan berkeliling ke seluruh wilayah Jatim. Langkah itu dilakukan, demi promosi POJA atau Kota Batu kepada calon wisatawan.
’’ Kami memiliki enam unit mobil URC. Selain keliling Kota Batu, kami akan keliling seluruh Jatim untuk promosi pariwisata kota ini,’’ ungkap Komisaris PT BWR, Dwi Martono Arlianto.
Mantan anggota KPU Kota Batu ini menjelaskan, POJA akan ikut terlibat dalam berbagai even di sejumlah kota, seperti Jember Fashion Carnival, Surabaya Big Sale, dan Majapahit Travel Fair. Semua kegiatan itu merupakan ajang terbaik semakin meningkatkan kunjungan wisata dengan promosi.
Dari enam unit mobil URC tersebut, satu unit diantaranya akan dioperasikan untuk layanan montir dalam usahanya membantu pengemudi bus wisata dan mobil wisatawan yang mogok. Jika ada kendaraan atau bus wisata mogok, sang sopir bisa menghubungi mobil URC yang siap meluncur lengkap dengan teknisi sekaligus peralatan.
Launching mobil URC POJA itu sendiri, berlangsung meriah. Prosesi tersebut diawali dengan konvoi dari balai kota menuju POJA di komplek Batu Galeria, Jalan Diponegoro. Menariknya, salah satu mobil URC itu dikemudikan oleh Wali Kota Batu, Eddy Rumpoko. Kemudian, kendaraan yang membawa oleh-oleh sempat berhenti di Alun-alun lalu membagi-bagikannya kepada pengunjung secara gratis.
Wali Kota Batu, Eddy Rumpoko menyambut baik langkah Pasar POJA meluncuran mobil tersebut. Langkah ini merupakan inovasi baru dalam meningkatkan pelayanan dan citra pariwisata Kota Batu.
Memang, saat ini Kota Batu baru mulai berbenah untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi wisatawan. Salah satu inovasi yang dilakukan PT BWR selaku pengelola Pasar POJA dengan kendaraan tersebut, merupakan bagian dari peningkatan pelayanan kepada wisatawan.
’’ URC memang dibutuhkan. Berdagang tidak bisa pasif, tetapi harus aktif  menjemput pembeli salah satunya dengan mengoperasikan kendaraan seperti itu untuk menangkap peluang pasar,’’papar Eddy Rumpoko.

Disensus, Larang Potong Sapi Betina

BATU – Mulai Juni ini, warga yang memiliki ternak harus siap-siap didatangi petugas dari  Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batu. Kehadiran petugas ini, tak lain untuk mensensus sapi potong, sapi perah maupun kerbau di kota ini. Data jenis hewan ternak ini, berguna untuk peningkatan pengawasan lalu lintas ternak di Indonesia.
Sensus tersebut diselenggarakan oleh BPS, untuk mensukseskan program Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian. Kementerian bertekad mencapai swasembada daging sapi dan kerbau (PSDSK), agar tidak ada lagi sapi atau kerbau impor. Hal itu, sudah barang tentu juga bertujuan meningkatkan kesejahteraan peternak.
Menurut Indriya Purwaningsih, Kepala BPS Kota Batu, sensus dilakukan dalam mendukung pembangunan peternakan dan pelayanan veteriner nasional untuk keperluan identifikasi dan pengawasan terhadap lalu lintas ternak. Ada larangan sapi betina untuk dipotong, karena sapi betina berguna untuk perkembangbiakan.
’’Larangan ini tidak akan berfungsi, jika pemerintah tidak punya basis data yang kuat. Makanya pemerintah kini menguatkan data terlebih dahulu untuk pengawasan,” ujar Indriya.
Sasaran pendataan ini adalah populasi dasar (PO) sapi potong, sapi perah dan kerbau. Hasil pendataan tahun 2011 ini, kemudian akan diserahkan BPS kepada Ditjen PKH. Selain diserahkan ke pusat, basis data ini bisa dipergunakan oleh daerah untuk melaksanakan fungsi pembangunan peternakan dan kesehatan hewan.
Untuk pelaksanaan sensus itu, BPS merekrut petugas dari Perangkat Desa, Karang Taruna dari desa sesuai dengan wilayah tugasnya. Selama ini sudah ada 45 tenaga yang direkrut BPS setempat untuk melakukan pendataan.
Walikota Batu, Eddy Rumpoko mengatakan bahwa Kota Wisata ini juga dikenal sebagai daerah basis sapi, terutama sapi perah. Hanya saja berapa data riil populasi sapi yang ada belum dimiliki oleh Pemkot.  ’’Kami belum memiliki data riil berapa hewan ternak di Kota Batu, termasuk berapa hasil produksi daging. Sensus ini adalah jawabannya,’’ terang Eddy Rumpoko.
Pemkot juga sudah menyiapkan program dengan basis data sensus dari BPS. Data itu akan digunakan untuk penenganisasi dan meminimalisasi pencurian hewan, khususnya sapi.