Welcome to the Earth .... --- Salam Warkop ---

Halaman

Kamis, 02 Juni 2011

Disensus, Larang Potong Sapi Betina

BATU – Mulai Juni ini, warga yang memiliki ternak harus siap-siap didatangi petugas dari  Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batu. Kehadiran petugas ini, tak lain untuk mensensus sapi potong, sapi perah maupun kerbau di kota ini. Data jenis hewan ternak ini, berguna untuk peningkatan pengawasan lalu lintas ternak di Indonesia.
Sensus tersebut diselenggarakan oleh BPS, untuk mensukseskan program Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian. Kementerian bertekad mencapai swasembada daging sapi dan kerbau (PSDSK), agar tidak ada lagi sapi atau kerbau impor. Hal itu, sudah barang tentu juga bertujuan meningkatkan kesejahteraan peternak.
Menurut Indriya Purwaningsih, Kepala BPS Kota Batu, sensus dilakukan dalam mendukung pembangunan peternakan dan pelayanan veteriner nasional untuk keperluan identifikasi dan pengawasan terhadap lalu lintas ternak. Ada larangan sapi betina untuk dipotong, karena sapi betina berguna untuk perkembangbiakan.
’’Larangan ini tidak akan berfungsi, jika pemerintah tidak punya basis data yang kuat. Makanya pemerintah kini menguatkan data terlebih dahulu untuk pengawasan,” ujar Indriya.
Sasaran pendataan ini adalah populasi dasar (PO) sapi potong, sapi perah dan kerbau. Hasil pendataan tahun 2011 ini, kemudian akan diserahkan BPS kepada Ditjen PKH. Selain diserahkan ke pusat, basis data ini bisa dipergunakan oleh daerah untuk melaksanakan fungsi pembangunan peternakan dan kesehatan hewan.
Untuk pelaksanaan sensus itu, BPS merekrut petugas dari Perangkat Desa, Karang Taruna dari desa sesuai dengan wilayah tugasnya. Selama ini sudah ada 45 tenaga yang direkrut BPS setempat untuk melakukan pendataan.
Walikota Batu, Eddy Rumpoko mengatakan bahwa Kota Wisata ini juga dikenal sebagai daerah basis sapi, terutama sapi perah. Hanya saja berapa data riil populasi sapi yang ada belum dimiliki oleh Pemkot.  ’’Kami belum memiliki data riil berapa hewan ternak di Kota Batu, termasuk berapa hasil produksi daging. Sensus ini adalah jawabannya,’’ terang Eddy Rumpoko.
Pemkot juga sudah menyiapkan program dengan basis data sensus dari BPS. Data itu akan digunakan untuk penenganisasi dan meminimalisasi pencurian hewan, khususnya sapi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar